Sabtu, 01 Maret 2014

Gunung berapi di indonesia

Daftar gunung berapi di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
A brown volcano in the center with white smoke emanating from its peak, a cloudy sky fading from blue at the top through yellow in the middle to red at the horizon, and brown mountains in the foreground.
Mahameru (Semeru) di atas Gunung Bromo, Jawa Timur
Geografi Indonesia didominasi oleh gunung api yang terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Beberapa gunung api terkenal karena letusannya, misalnya Krakatau, yang letusannya berdampak secara global pada tahun 1883,[1] letusan supervulkan Danau Toba yang diperkirakan terjadi 74.000 tahun sebelum sekarang yang menyebabkan terjadinya musim dingin vulkan selama enam tahun,[2] dan Gunung Tambora dengan letusan paling hebat yang pernah tercatat dalam sejarah pada tahun 1815.[3]
Gunung berapi di Indonesia merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik. 150 entri dalam daftar di bawah ini dikelompokkan menjadi enam wilayah geografis, empat di antaranya memiliki gunung berapi dalam barisan Busur Sunda. Dua wilayah lainnya mencakup gunung berapi di Halmahera, termasuk pulau-pulau vulkanik di sekitarnya, serta gunung berapi di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe. Wilayah terakhir berada dalam satu busur vulkan dengan gunung berapi Filipina.
Gunung berapi yang paling aktif adalah Kelut dan Merapi di Pulau Jawa, yang bertanggung jawab atas ribuan kematian akibat letusannya di wilayah tersebut. Sejak tahun 1000 M, Kelut telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI),[4] sedangkan Merapi telah meletus lebih dari 80 kali.[5] Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi menobatkan Merapi sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak tahun 1995 karena aktivitas vulkaniknya yang sangat tinggi
Hingga tahun 2012, Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dengan kurang lebih 5 juta penduduk yang berdiam di sekitarnya. Sejak 26 Desember 2004, setelah gempa besar dan tsunami terjadi, semua pola letusan gunung berapi berubah, misalnya Gunung Sinabung, yang terakhir kali meletus pada 1600-an, tetapi tiba-tiba aktif kembali pada tahun 2010 dan meletus pada 2013.[6]

Ruang lingkup

A chart with the heading "Major Volcanoes of Indonesia (with eruptions since 1900 A.D.)". Depicted below the heading is an overhead view of a cluster of islands.
Gunung berapi utama di Indonesia.
Sumber utama dari daftar di bawah ini diambil dari buku "Volcanoes of the World" yang disusun oleh dua vulkanolog, yakni Tom Simkin dan Lee Siebert,[a] yang memuat daftar gunung berapi yang aktif dalam 10.000 tahun terakhir (Holosen).[7] Khusus Indonesia, Simkin dan Siebert menggunakan katalog gunung berapi aktif dari Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi.[b] Buku Simkin dan Siebert adalah buku yang memuat daftar paling lengkap mengenai gunung berapi di Indonesia, meskipun akurasi catatan letusan dan korban jiwa yang ditimbulkan bervariasi di berbagai wilayah. Sumber pelengkap mengenai data vulkanik terbaru diperoleh dari Survei Vulkanologi Indonesia, badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk memantau dan mencatat aktivitas vulkanik dan mitigasi bencana geologi di Indonesia.[8]

Kelompok geografis

Sumatera

Drawing of an overhead view of an elongated island stretching from the top left corner to the bottom right corner and labelled with names of locations.
Peta yang menunjukkan lokasi gunung berapi dan garis patahan geologi Sumatera.
Geografi Sumatera didominasi oleh jajaran pegunungan bernama Bukit Barisan. Jajaran pegunungan ini membentang sepanjang hampir 1,700 km (1.056 mil) dari utara ke selatan pulau, dan terbentuk oleh pergerakan lempeng tektonik Australia.[9] Lempeng ini bergerak dengan laju konvergensi 5,5 cm/tahun, yang menyebabkan terjadinya gempa bumi besar di sisi barat Sumatera, termasuk gempa bumi Samudera Hindia 2004.[10][11] Pergerakan tektonik ini tak hanya menyebabkan gempa bumi, tetapi juga perumusan ruang magma di bawah pulau.[9]
Satu dari 35 gunung berapi aktif, yakni Pulau Weh, terpisah dari daratan utama Sumatera. Pemisahan ini disebabkan oleh letusan besar yang menyebabkan daratan antara Weh dan Sumatera digenangi oleh air laut pada zaman Pleistosen. Gunung berapi terbesar di Sumatera adalah supervulkan Toba, 100 km (62 mil) × 30 km (19 mil) di kedalaman Danau Toba, yang terbentuk setelah keruntuhan kaldera (sekitar 74.000 BP).[2] Letusan ini diperkirakan mencapai skala 8 VEI, letusan gunung berapi terbesar yang diketahui sampai saat ini. Puncak tertinggi di jajaran pegunungan Bukit Barisan adalah Gunung Kerinci, dengan ketinggian 3.800 m (12,467 ft) dari permukaan laut.
Nama Bentuk Tinggi Letusan terakhir (VEI) Geolokasi
Weh stratovulkan 617 m (2,020 kaki) Pleistosen 5,82°LU 95,28°BT
Seulawah Agam stratovulkan 1,810 m (5.94 kaki) 1839 (2) 5,448°LU 95,658°BT
Peuet Sague kompleks 2,801 m (9.19 kaki) 25 Desember 2000 (2) 4,914°LU 96,329°BT
Geureudong stratovulkan 2,885 m (9.47 kaki) 1937 4,813°LU 96,82°BT
Kembar perisai 2,245 m (7.37 kaki) Pleistosen 3,85°LU 97,664°BT
Sibayak stratovulkan 2,212 m (7.26 kaki) 1881 3,23°LU 98,52°BT
Sinabung stratovulkan 2,460 m (8.07 kaki) 14 November 2013 3,17°LU 98,392°BT
Toba supervulkan 2,157 m (7.08 kaki) 72000 SM 2,58°LU 98,83°BT
Helatoba-Tarutung Fumarol 1,100 m (3.61 kaki) Pleistosen 2,03°LU 98,93°BT
Imun Tidak diketahui 1,505 m (4.94 kaki) Tidak diketahui 2,158°LU 98,93°BT
Sibualbuali stratovulkan 1,819 m (5.97 kaki) Tidak diketahui 1,556°LU 99,255°BT
Lubukraya stratovulkan 1,862 m (6.11 kaki) Tidak diketahui 1,478°LU 99,209°BT
Sorikmarapi stratovulkan 2,145 m (7.04 kaki) 1986 (1) 0,686°LU 99,539°BT
Talakmau kompleks 2,919 m (9.58 kaki) Tidak diketahui 0,079°LU 99,98°BT
Sarik-Gajah kerucut Tidak diketahui Tidak diketahui 0,008°LU 100,2°BT
Marapi kompleks 2,891 m (9.48 kaki) 5 Agustus 2004 (2) 0,381°LS 100,473°BT
Singgalang Stratovulkan 2,877 m (9.44 kaki) Tidak diketahui 0,42°LS 100,317°BT
Tandikat stratovulkan 2,438 m (8.00 kaki) 1924 (1) 0,433°LS 100,317°BT
Sago Stratovulkan 2,271 m (7.45 kaki) Tidak diketahui 0,354°LS 100,378°BT
Talang stratovulkan 2,597 m (8.52 kaki) 12 April 2005 (2) 0,978°LS 100,679°BT
Kerinci stratovulkan 3,800 m (12.47 kaki) 22 Juni 2004 (2) 1,697°LS 101,264°BT
Hutapanjang stratovulkan 2,021 m (6.63 kaki) Tidak diketahui 2,33°LS 101,6°BT
Sumbing stratovulkan 2,507 m (8.23 kaki) 23 Mei 1921 (2) 2,414°LS 101,728°BT
Kunyit stratovulkan 2,151 m (7.06 kaki) Tidak diketahui 2,592°LS 101,63°BT
Pendan Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui 2,82°LS 102,02°BT
Belirang-Beriti gabungan 1,958 m (6.42 kaki) Tidak diketahui 2,82°LS 102,18°BT
Bukit Daun stratovulkan 2,467 m (8.09 kaki) Tidak diketahui 3,38°LS 102,37°BT
Kaba stratovulkan 1,952 m (6.40 kaki) 22 Agustus 2000 (1) 3,52°LS 102,62°BT
Dempo stratovulkan 3,173 m (10.41 kaki) Oktober 1994 (1) 4,03°LS 103,13°BT
Patah Tidak diketahui 2,817 m (9.24 kaki) Tidak diketahui 4,27°LS 103,3°BT
Bukit Lumut Balai stratovulkan 2,055 m (6.74 kaki) Tidak diketahui 4,23°LS 103,62°BT
Besar stratovulkan 1,899 m (6.23 kaki) April 1940 (1) 4,43°LS 103,67°BT
Ranau kaldera 1,881 m (6.17 kaki) Tidak diketahui 4,83°LS 103,92°BT
Sekincau Belirang kaldera 1,719 m (5.64 kaki) Tidak diketahui 5,12°LS 104,32°BT
Suoh kaldera 1,000 m (3.28 kaki) 10 Juli 1933 (4) 5,25°LS 104,27°BT
Hulubelu kaldera 1,040 m (3.41 kaki) 1836 5,35°LS 104,6°BT
Rajabasa stratovulkan 1,281 m (4.20 kaki) 1798 5,78°LS 105,625°BT
A photograph depicting a blue sky with white clouds at the top, a grey mountain range in the middle, and green foliage at the bottom.
An overhead view of a land formation that is brightly coloured with patches of pink, blue, green, white, and black in irregular configurations.
A photograph depicting a blue sky with white clouds at the top, a grey mountain range in the middle, and green foliage at the bottom.
A photograph depicting a blue sky with white clouds at the top, a grey mountain range in the middle, and green foliage at the bottom.
Gunung Kerinci, gunung tertinggi di Sumatera 
Sumber: Global Volcanism Program.[12]

Selat Sunda dan Jawa

Selat Sunda memisahkan Pulau Sumatera dan Jawa, dengan pulau vulkanik Krakatau berdiri di antara keduanya. Krakatau meletus hebat pada tahun 1883, memusnahkan dua pertiga pulau dan menyisakan kaldera besar di bawah laut. Ledakan dahsyat ini terdengar hingga ke pulau Rodrigues di dekat Mauritius (berjarak sekitar 4.800 kilometer (3,000 mil)).[1] Kerucut parasit baru, yang disebut Anak Krakatau, muncul dari lautan di tengah-tengah kaldera pada tahun 1930.[13] Pulau Krakatau lainnya yang terbentuk akibat letusan 1883 adalah Sertung, Panjang, dan Rakata.
Dari segi ukuran, Jawa memang relatif kecil jika dibandingkan dengan Sumatera, tetapi pulau ini memiliki konsentrasi gunung berapi aktif yang lebih tinggi. Ada 45 gunung berapi aktif di pulau Jawa, tidak termasuk 20 kawah dan kerucut kecil di kompleks vulkanik Dieng dan kerucut muda di kompleks kaldera Tengger. Beberapa gunung berapi dikelompokkan menjadi satu dalam daftar di bawah ini karena lokasinya yang berdekatan. Gunung Merapi, Semeru dan Kelud adalah tiga gunung berapi yang paling aktif di Pulau Jawa. Gunung Semeru terus mengeluarkan letusan sejak 1967.[14] Gunung Merapi dinobatkan sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak 1995.[15] Ijen memiliki danau kaldera warna-warni yang unik berupa reservoir alami dengan tingkat keasaman yang tinggi (pH<0.3).[16] Terdapat aktivitas penambangan belerang di Ijen, tempat para penambang mengumpulkan belerang terkonsentrasi tinggi hanya dengan menggunakan tangan.
Catatan: Puncak Krakatau adalah Rakata, bukan Anak Krakatau
Nama Bentuk Tinggi Letusan terakhir (VEI) Geolokasi
Krakatau kaldera 813 m (2,670 kaki) 11 Januari 2011 ( ) 6,102°LS 105,423°BT
Pulosari stratovulkan 1,346 m (4.42 kaki) Tidak diketahui 6,342°LS 105,975°BT
Karang stratovulkan 1,778 m (5.83 kaki) Tidak diketahui 6,27°LS 106,042°BT
Kiaraberes-Gagak stratovulkan 1,511 m (4.96 kaki) 6 April 1939 (1) 6,73°LS 106,65°BT
Perbakti stratovulkan 1,699 m (5.57 kaki) Tidak diketahui 6,75°LS 106,68°BT
Salak stratovulkan 2,211 m (7.25 kaki) 31 Januari 1938 (2) 6,72°LS 106,73°BT
Gede stratovulkan 2,958 m (9.70 kaki) 13 Maret 1957 (2) 6,78°LS 106,98°BT
Patuha stratovulkan 2,434 m (7.99 kaki) Tidak diketahui 7,16°LS 107,4°BT
Wayang-Windu kubah lava 2,182 m (7.16 kaki) Tidak diketahui 7,208°LS 107,63°BT
Malabar stratovulkan 2,343 m (7.69 kaki) Tidak diketahui 7,13°LS 107,65°BT
Tangkuban Perahu stratovulkan 2,084 m (6.84 kaki) 14 September 1983 (1) 6,77°LS 107,6°BT
Papandayan stratovulkan 2,665 m (8.74 kaki) 11 November 2002 (2) 7,32°LS 107,73°BT
Kendang stratovulkan 2,608 m (8.56 kaki) Tidak diketahui 7,23°LS 107,72°BT
Kamojang stratovulkan 1,730 m (5.68 kaki) Pleistosen 7,125°LS 107,8°BT
Guntur kompleks 2,249 m (7.38 kaki) 16 Oktober 1847 (2) 7,143°LS 107,84°BT
Tampomas stratovulkan 1,684 m (5.52 kaki) Tidak diketahui 6,77°LS 107,95°BT
Galunggung stratovulkan 2,168 m (7.11 kaki) 9 Januari 1984 (1) 7,25°LS 108,058°BT
Talagabodas stratovulkan 2,201 m (7.22 kaki) Tidak diketahui 7,208°LS 108,07°BT
Karaha fumarol 1,155 m (3.79 kaki) Tidak diketahui 7,12°LS 108,08°BT
Cereme stratovulkan 3,078 m (10.10 kaki) 1951 6,892°LS 108,4°BT
Slamet stratovulkan 3,432 m (11.26 kaki) 1 Mei 1999 (1) 7,242°LS 109,208°BT
Dieng kompleks 2,565 m (8.42 kaki) 31 Desember 1996 (1) 7,2°LS 109,92°BT
Sundoro stratovulkan 3,136 m (10.29 kaki) 29 Oktober 1971 (2) 7,3°LS 109,992°BT
Sumbing stratovulkan 3,371 m (11.06 kaki) 1730 (1) 7,384°LS 110,07°BT
Ungaran stratovulkan 2,050 m (6.73 kaki) Tidak diketahui 7,18°LS 110,33°BT
Telomoyo stratovulkan 1,894 m (6.21 kaki) Tidak diketahui 7,37°LS 110,4°BT
Merbabu stratovulkan 3,145 m (10.32 kaki) 1797 (2) 7,45°LS 110,43°BT
Merapi stratovulkan 2,968 m (9.74 kaki) 18 November 2013[17] 7,542°LS 110,442°BT
Muria stratovulkan 1,625 m (5.33 kaki) 160 SM ± 30 tahun 6,62°LS 110,88°BT
Lawu stratovulkan 3,265 m (10.71 kaki) 28 November 1885 (1) 7,625°LS 111,192°BT
Wilis stratovulkan 2,563 m (8.41 kaki) Tidak diketahui 7,808°LS 111,758°BT
Kelud stratovulkan 1,731 m (5.68 kaki) 13 Februari 2014 (4) 7,93°LS 112,308°BT
Kawi-Butak stratovulkan 2,651 m (8.70 kaki) Tidak diketahui 7,92°LS 112,45°BT
Arjuno-Welirang stratovulkan 3,339 m (10.95 kaki) 15 Agustus 1952 (0) 7,725°LS 112,58°BT
Penanggungan stratovulkan 1,653 m (5.42 kaki) Tidak diketahui 7,62°LS 112,63°BT
Malang maar 680 m (2,200 kaki) Tidak diketahui 8,02°LS 112,68°BT
Semeru stratovulkan 3,676 m (12.06 kaki) 1967–2006 berkelanjutan (3) 8,108°LS 112,92°BT
Tengger stratovulkan 2,329 m (7.64 kaki) 8 Juni 2004 (2) 7,942°LS 112,95°BT
Lamongan stratovulkan 1,651 m (5.42 kaki) 5 Februari 1898 (2) 7,979°LS 113,342°BT
Lurus kompleks 539 m (1,770 kaki) Tidak diketahui 7,73°LS 113,58°BT
Iyang-Argapura kompleks 3,088 m (10.13 kaki) Tidak diketahui 7,97°LS 113,57°BT
Raung stratovulkan 3,332 m (10.93 kaki) 2 Juni 2002 (2) 8,125°LS 114,042°BT
Ijen stratovulkan 2,799 m (9.18 kaki) 28 Juni 1999 (1) 8,058°LS 114,242°BT
Baluran stratovulkan 1,247 m (4.09 kaki) Tidak diketahui 7,85°LS 114,37°BT
An aerial photograph of an irregularly shaped, dark grey island with green foliage on the right and bottom, all surrounded by blue water.
Foto satelit Anak Krakatau dengan aliran lava segar 
A photograph depicting a white sky at the top, a grey land configuration in the middle, and a body of water swirling around at the bottom.
Tangkuban Perahu, diambil dari atas 
A photograph depicting lightning striking a volcano that is in the process of erupting bright yellow lava into the air, all surrounded by a red haze.
Kilatan petir saat letusan Galunggung pada 1982 
A photograph depicting a blue sky with white clouds at the top, a dark grey volcano in the middle, and green foliage at the bottom.
Gunung Merapi, gunung berapi paling aktif di Indonesia. 
A photograph depicting a blue sky with white clouds at the top, a light grey lake in the middle, and dark grey rocks surrounding the lake.
Danau asam sulfur berwarna pirus di kaldera Ijen 
Sumber: Global Volcanism Program.[18][19]

Kepulauan Sunda Kecil

Kepulauan Sunda Kecil adalah kepulauan kecil yang membentang dari barat ke timur, terdiri dari Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor; kesemuanya berlokasi di pinggiran landas benua Australia. Gunung berapi di wilayah ini terbentuk karena kerak samudera dan pergerakan landas benua.[20] Beberapa gunung berapi membentuk sebuah pulau sepenuhnya, misalnya Pulau Sangeang Api. Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus pada 5 April 1815, dengan skala 7 VEI dan dianggap sebagai letusan terhebat dalam catatan sejarah.[3]
Nama Bentuk Tinggi Letusan terakhir (VEI) Geolokasi
Merbuk tba 1,386 m (4.55 kaki) Tidak diketahui -
Bratan kaldera 2,276 m (7.47 kaki) Tidak diketahui 8,28°LS 115,13°BT
Batur kaldera 1,717 m (5.63 kaki) 15 Maret 1999 (1) 8,242°LS 115,375°BT
Agung stratovulkan 3,142 m (10.31 kaki) 18 Februari 1963 (5) 8,342°LS 115,508°BT
Rinjani stratovulkan 3,726 m (12.22 kaki) 1 Oktober 2004 (2) 8,42°LS 116,47°BT
Tambora stratovulkan 2,722 m (8.93 kaki) 1967 ± 20 tahun (0) 8,25°LS 118°BT
Sangeang Api kompleks 1,949 m (6.39 kaki) 30 Juli 1985 (3) 8,2°LS 119,07°BT
Wai Sano kaldera 903 m (2,960 kaki) Tidak diketahui 8,72°LS 120,02°BT
Poco Leok Tidak diketahui 1,675 m (5.50 kaki) Tidak diketahui 8,68°LS 120,48°BT
Ranakah kubah lava 2,100 m (6.89 kaki) Maret 1991 (1) 8,62°LS 120,52°BT
Inierie stratovulkan 2,245 m (7.37 kaki) 8050 SM 8,875°LS 120,95°BT
Inielika kompleks 1,559 m (5.11 kaki) 11 Januari 2001 (2) 8,73°LS 120,98°BT
Ebulobo stratovulkan 2,124 m (6.97 kaki) 27 Februari 1969 (2) 8,82°LS 121,18°BT
Iya stratovulkan 637 m (2,090 kaki) 27 Januari 1969 (3) 8,897°LS 121,645°BT
Sukaria kaldera 1,500 m (4.92 kaki) Tidak diketahui 8,792°LS 121,77°BT
Ndete Napu fumarol 750 m (2,500 kaki) Tidak diketahui 8,72°LS 121,78°BT
Kelimutu kompleks 1,639 m (5.38 kaki) 3 Juni 1968 (1) 8,77°LS 121,82°BT
Paluweh stratovulkan 875 m (2,870 kaki) 3 Februari 1985 (1) 8,32°LS 121,708°BT
Egon stratovulkan 1,703 m (5.59 kaki) 6 Februari 2005 (1) 8,67°LS 122,45°BT
Ilimuda stratovulkan 1,100 m (3.61 kaki) Tidak diketahui 8,478°LS 122,671°BT
Lewotobi stratovulkan 1,703 m (5.59 kaki) 30 Mei 2003 (2) 8,542°LS 122,775°BT
Leroboleng kompleks 1,117 m (3.66 kaki) 26 Juni 2003 (3) 8,358°LS 122,842°BT
Riang Kotang fumarol 200 m (660 kaki) Tidak diketahui 8,3°LS 122,892°BT
Iliboleng stratovulkan 1,659 m (5.44 kaki) Juni 1993 (1) 8,342°LS 123,258°BT
Lewotolo stratovulkan 1,423 m (4.67 kaki) 15 Desember 1951 (2) 8,272°LS 123,505°BT
Ililabalekan stratovulkan 1,018 m (3.34 kaki) Tidak diketahui 8,55°LS 123,38°BT
Iliwerung kompleks 1,018 m (3.34 kaki) 22 Mei 1999 (0) 8,53°LS 123,57°BT
Batu Tara stratovulkan 748 m (2,450 kaki) 1847 (2) 7,792°LS 123,579°BT
Sirung kompleks 862 m (2,830 kaki) 1970 (2) 8,508°LS 124,13°BT
Yersey dasar laut -3,800 m (−12 kaki) Tidak diketahui 7,53°LS 123,95°BT
A photograph depicting a white bolt of lightning with a purple aura striking a volcano as it erupts yellow lava with a red aura and black smoke.
Letusan Rinjani pada 1984
A photograph depicting a blue sky with white clouds at the top, a grey mountain range in the middle, a blue body of water below that, and a rocky terrain in the foreground.
Salah satu dari tiga warna danau Kelimutu
Sumber: Global Volcanism Program.[21]

Laut Banda

Laut Banda di sebelah selatan Kepulauan Maluku terdiri dari sekelompok pulau-pulau kecil. Tiga lempeng tektonik bawah laut utama; Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia, telah bertemu di sana sejak zaman Mesozoikum.[22] Gunung api di Laut Banda umumnya berupa pulau-pulau, tetapi ada juga beberapa gunung api bawah laut.
Nama Bentuk Ketinggian Letusan terakhir (VEI) Geolokasi
Emperor of China bawah laut -2,850 m (−9.4 kaki) tidak diketahui 6,62°LS 124,22°BT
Nieuwerkerk bawah laut -2,285 m (−7.50 kaki) tidak diketahui 6,6°LS 124,675°BT
Gunungapi Wetar stratovulkan 282 m (930 kaki) 1699 (3) 6,642°LS 126,65°BT
Wurlali stratovulkan 868 m (2,850 kaki) 3 Juni 1892 (2) 7,125°LS 128,675°BT
Teon stratovulkan 655 m (2,150 kaki) 3 Juni 1904 (2) 6,92°LS 129,125°BT
Nila stratovulkan 781 m (2,560 kaki) 7 Mei 1968 (1) 6,73°LS 129,5°BT
Serua stratovulkan 641 m (2,100 kaki) 18 September 1921 (2) 6,3°LS 130°BT
Manuk stratovulkan 282 m (930 kaki) tidak diketahui 5,53°LS 130,292°BT
Banda Api kaldera 640 m (2,100 kaki) 9 Mei 1988 (3) 4,525°LS 129,871°BT
Sumber: Global Volcanism Program.[23]

Sulawesi dan Kepulauan Sangihe

Empat semenanjung mendominasi bentuk Sulawesi. Bagian tengah terdiri dari kawasan pegunungan tinggi, namun sebagian besar gunung di sana bukanlah gunung api. Gunung api aktif terdapat di semenanjung utara hingga Kepulauan Sangihe. Kepulauan Sangihe menandai perbatasan dengan Filipina.
Nama Bentuk Ketinggian Letusan terakhir (VEI) Geolokasi
Colo stratovulkan 507 m (1,660 kaki) 18 Juli 1983 (4) 0,17°LS 121,608°BT
Ambang kompleks 1,795 m (5.89 kaki) 1845 ± 5 years 0,75°LU 124,42°BT
Soputan stratovulkan 1,784 m (5.85 kaki) 24–30 10 2007 1,108°LU 124,73°BT
Sempu kaldera 1,549 m (5.08 kaki) tidak diketahui 1,13°LU 124,758°BT
Tondano kaldera 1,202 m (3.94 kaki) tidak diketahui 1,23°LU 124,83°BT
Lokon-Empung stratovulkan 1,580 m (5.18 kaki) 15 Juli 2011 1,358°LU 124,792°BT
Mahawu stratovulkan 1,324 m (4.34 kaki) 16 November 1977 (0) 1,358°LU 124,858°BT
Klabat stratovulkan 1,995 m (6.55 kaki) tidak diketahui 1,47°LU 125,03°BT
Tongkoko stratovulkan 1,149 m (3.77 kaki) 1880 (1) 1,52°LU 125,2°BT
Ruang stratovulkan 725 m (2,380 kaki) 25 September 2002 (4) 2,3°LU 125,37°BT
Karangetang stratovulkan 1,784 m (5.85 kaki) Agustus 2007 2,78°LU 125,4°BT
Banua Wuhu bawah laut -5 m (−16 kaki) 18 Juli 1919 (3) 3,138°LU 125,491°BT
Awu stratovulkan 1,320 m (4.33 kaki) 2 Juni 2004 (2) 3,67°LU 125,5°BT
Submarine 1922 bawah laut -5,000 m (−16 kaki) tidak diketahui 3,97°LU 125,17°BT
Sumber: Global Volcanism Program.[24][25]

Halmahera

Pulau Halmahera di sebelah utara Kepulauan Maluku terbentuk oleh pergerakan tiga lempeng tektonik yang menghasilkan dua pegunungan yang saling berpotongan. Sebuah busur vulkanik membentang dari utara ke selatan di Halmahera bagian barat, beberapa di antaranya adalah pulau-pulau vulkanik, misalnya Gamalama dan Tidore. Pulau tempat Gamalama berada adalah Ternate, yang telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah sejak Portugis tiba di pulau tersebut pada tahun 1512. Karena posisinya sebagai pusat perdagangan sejak Zaman Penjelajahan, catatan sejarah letusan gunung api di Halmahera telah ada sejak abad ke-16.
Nama Bentuk Ketinggian Letusan terakhir (VEI) Geolokasi
Tarakan kerucut piroklastik 318 m (1,040 kaki) tidak diketahui 1,83°LU 127,83°BT
Dukono kompleks 1,335 m (4.38 kaki) 13 Agustus 1933 (3) 1,68°LU 127,88°BT
Tobaru tidak diketahui 1,035 m (3.40 kaki) tidak diketahui 1,63°LU 127,67°BT
Ibu stratovulkan 1,325 m (4.35 kaki) Mei 2005 (0) 1,488°LU 127,63°BT
Gamkonora stratovulkan 1,635 m (5.36 kaki) 9 Juli 2007 (?) 1,38°LU 127,53°BT
Todoko-Ranu kaldera 979 m (3,210 kaki) tidak diketahui 1,25°LU 127,47°BT
Jailolo stratovulkan 1,130 m (3.71 kaki) tidak diketahui 1,08°LU 127,42°BT
Hiri stratovulkan 630 m (2,100 kaki) tidak diketahui 0,9°LU 127,32°BT
Gamalama stratovulkan 1,715 m (5.63 kaki) 31 Juli 2003 (2) 0,8°LU 127,33°BT
Tidore stratovulkan 1,730 m (5.68 kaki) tidak diketahui 0,658°LU 127,4°BT
Mare stratovulkan 308 m (1,010 kaki) tidak diketahui 0,57°LU 127,4°BT
Moti stratovulkan 950 m (3,100 kaki) tidak diketahui 0,45°LU 127,4°BT
Makian stratovulkan 1,357 m (4.45 kaki) 29 Juli 1988 (3) 0,32°LU 127,4°BT
Tigalalu stratovulkan 422 m (1,380 kaki) tidak diketahui 0,07°LU 127,42°BT
Amasing stratovulkan 1,030 m (3.38 kaki) tidak diketahui 0,53°LS 127,48°BT
Bibinoi stratovulkan 900 m (3,000 kaki) tidak diketahui 0,77°LS 127,72°BT
A drawing of a volcano erupting orange lava and black smoke into the air with a body of water in the foreground and ships sailing in it.
Gambar letusan Gunung Gamalama pada awal 1700-an
Sumber: Global Volcanism Program.[26]

Letusan besar

Berikut adalah daftar beberapa letusan besar gunung api di Indonesia, diurutkan secara kronologis menurut tanggal dimulainya letusan, Hanya letusan dengan skala 3 VEI atau lebih tinggi yang disertakan dalam daftar.
Tanggal letusan Gunung api Tanggal berhenti VEI Karakteristik Tsunami Volume tefrit Korban jiwa Sumber
3 November 2010 Merapi 8 November 2010 4 cv,pf,ld,lm tidak N/A 138 [5]
10 Februari 1990 Kelut Maret 1990 4 cv,cl,pf,ph,ld,lm tidak 0.13 km³ 35 [27]
18 Juli 1983 Colo Desember 1983 4 cv,pf,ph tidak N/A 0 [27]
5 April 1982 Galunggung 8 Januari 1983 4 cv,pf,lf,lm tidak 0.37 km³ + 68 [28][29]
6 Oktober 1972 Merapi Maret 1985 2 cv,pf,lf,ld,lm tidak 0.021 km³ 29 [5]
26 April 1966 Kelut 27 April 1966 4 cv,cl,pf,lm tidak 0.089 km³ 212 [27]
17 Maret 1963 Agung 27 Januari 1964 5 cv,pf,lf,lm tidak 1 km³ 1,148 [30]
31 Agustus 1951 Kelut 31 Agustus 1951 4 cv,cl,pf,lm tidak 0.2 km³ 7 [27]
25 November 1930 Merapi September 1931 3 cv,rf,pf,lf,ld,lm tidak 0.0017 km³ 1,369 [5]
19 Mei 1919 Kelut 20 Mei 1919 4 cv,cl,pf,lm tidak 0.19 km³ 5,110 [27]
7 Juni 1892 Awu 12 Juni 1892 3 cv,pf,lm ya N/A 1,532 [31]
26 Agustus 1883 Krakatau Februari 1884 6 cv,se,pf,fa,lm,cc 15–42 m 5–8.5 km³ 36,600 [1][30][32]
15 April 1872 Merapi 21 April 1872 4 cv,pf tidak 0.33 km³ 200 [5]
2 Maret 1856 Awu 17 Maret 1856 3 cv,pf,lm ya 0.51±0.50 km³ 2,806 [31]
8 Oktober 1822 Galunggung Desember 1822 5 cv,pf,ld,lm tidak 1 km³ + 4,011 [27]
10 April 1815 Gunung Tambora 15 Juli 1815 7 cv,pf,cc 1–2 m 160 km³ 71,000+ [3][33]
6 Agustus 1812 Awu 8 Agustus 1812 4 cv,pf,lm tidak 0.55±0.50 km³ 963 [31]
12 Agustus 1772 Papandayan 12 Agustus 1772 3 cv,ph tidak N/A 2,957 [34]
4 Agustus 1672 Merapi tidak diketahui 3 cv,pf,lm tidak N/A 3,000 [5]
1586 Kelut tidak diketahui 5 cf,cl,lm tidak 1 km³ + 10,000 [27]
≈ 74,000 BP Toba tidak diketahui 8 pf,lf,cc mungkin 2,800 km³ hampir memusnahkan
populasi manusia
[2]
Jumlah korban jiwa bersumber dari Survei Vulkanologi Indonesia,[8] dan Tanguy et al. (1998).[35]
Catatan: cv= letusan ventilasi sentral, pf=aliran piroklastik, lf=aliran lava, lm=lumpur lahar, cl=letusan danau kawah, ph=letusan freatik, ld=ekstrusi kubah lava, cc=keruntuhan kaldera, se=letusan bawah laut, fa=aktivitas fumarol, rf=letusan celah radial.

Lihat juga

Referensi

Referensi umum

  1. ^ a M. Neumann van Padang (1951). "Indonesia". Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields: 1–271, 1, Rome: IAVCEI. 
  2. ^ a Tom Simkin and Lee Siebert (1994). Volcanoes of the World: A Regional Directory, Gazetteer, and Chronology of Volcanism During the Last 10,000 Years (ed. 2nd). Geoscience Press. ISBN 0-945005-12-1.

Catatan

  1. ^ a b c Winchester, Simon (2003). Krakatoa: The Day the World Exploded: 8 27, 1883. HarperCollins. ISBN 0-06-621285-5.
  2. ^ a b c Oppenheimer, C. (2002). "Limited global change due to the largest known Quaternary eruption, Toba ≈74 kyr BP?". Quaternary Science Reviews 21 (14–15): 1593–1609. doi:10.1016/S0277-3791(01)00154-8. Unknown parameter |biSMode= ignored (help)
  3. ^ a b c Stothers, Richard B. (1984). "The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath". Science 224 (4654): 1191–1198. doi:10.1126/science.224.4654.1191. PMID 17819476. Unknown parameter |biSMode= ignored (help)
  4. ^ "Kelut Eruptive History". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-12-19.
  5. ^ a b c d e f "Merapi Eruptive History". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-12-19.
  6. ^ "Indonesia Miliki 127 Gunung Api Aktif". 5 2, 2012.
  7. ^ "Summary Data Criteria". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-12-31.
  8. ^ a b "Centre of Volcanology & Geological Hazard Mitigation". Volcanological Survey of Indonesia. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2006-12-16. Diakses 2006-12-31.
  9. ^ a b Simoes, M., Avouac, J.P., Cattin, R., Henry, P. (2004). "The Sumatra subduction zone: A case for a locked fault zone extending into the mantle" (PDF). Journal of Geophysical Research 109: B10402. doi:10.1029/2003JB002958. Unknown parameter |biSMode= ignored (help)
  10. ^ Subarya, C., Chlieh, M., Prawirodirdjo, L., Avouac, J.P., Bock, Y., Sieh, K., Meltzner, A., Natawidjaja, D.H., McCaffrey, R. (2006). "Plate-boundary deformation associated with the great Sumatra-Andaman earthquake" (PDF). Nature 440 (7080): 46–51. doi:10.1038/nature04522. PMID 16511486. Unknown parameter |biSMode= ignored (help)
  11. ^ Lay, T., Kanamori, H., Ammon, C., Nettles, M., Ward, S., Aster, R., Beck, S., Bilek, S., Brudzinski, M., Butler, R., DeShon, H., Ekstrom, G. (2005). "The Great Sumatra-Andaman Earthquake of 26 12 2004" (PDF). Science 308 (5725): 1127–1133. doi:10.1126/science.1112250. PMID 15905392. Unknown parameter |biSMode= ignored (help)
  12. ^ "Volcanoes of Indonesia - Sumatra". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  13. ^ Whittaker, R. J.; Bush, M. B. (1993). "Anak Krakatau and old Krakatau: a reply". GeoJournal 29 (4): 417–420. doi:10.1007/BF00807545.
  14. ^ "Semeru Weekly Reports". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-12-07.
  15. ^ International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth's Interior (1995). "Decade Volcano Update". Bulletin of Volcanology 57 (1): 82–83. Bibcode:1995BVol...57...76.. doi:10.1007/BF00298711.
  16. ^ Ansje Löhr, Thom Bogaard, Alex Heikens, Martin Hendriks, Sri Sumarti, Manfred van Bergen, Kees C.A.M. van Gestel, Nico van Straalen, Pieter Vroonand, and Budi Widianarko (2005). "Natural Pollution Caused by the Extremely Acid Crater Lake Kawah Ijen, East Java, Indonesia". Environmental Science and Pollution Research 12 (2): 89–95. doi:10.1065/espr2004.09.118.
  17. ^ "Mount Merapi Erupts". ANTARA. 18 November 2013. Diakses 2013-11-19.
  18. ^ "Volcanoes of Indonesia - Krakatau". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  19. ^ "Volcanoes of Indonesia - Java". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  20. ^ H. A. Brouwer (7 1939). "Exploration in the Lesser Sunda Islands". The Geographical Journal (Blackwell Publishing) 94 (1): 1–10. doi:10.2307/1788584. JSTOR 1788584.
  21. ^ "Volcanoes of Indonesia - Lesser Sunda Islands". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  22. ^ Christian Honthaasa, Jean-Pierre Réhaulta, René C. Maurya, Hervé Bellona, Christophe Hémonda, Jacques-André Maloda, Jean-Jacques Cornéeb, Michel Villeneuveb, Joseph Cottena, Safri Burhanuddinc, Hervé Guilloud and Nicolas Arnaud (1998). "A Neogene back-arc origin for the Banda Sea basins: geochemical and geochronological constraints from the Banda ridges (East Indonesia)". Tectonophysics 298 (4): 297–317. doi:10.1016/S0040-1951(98)00190-5. Unknown parameter |biSMode= ignored (help)
  23. ^ "Volcanoes of Indonesia - Banda Sea". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  24. ^ "Volcanoes of Indonesia - Sulawesi". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  25. ^ "Volcanoes of Indonesia - Sangihe Islands". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  26. ^ "Volcanoes of Indonesia - Halmahera". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-11-17.
  27. ^ a b c d e f g "Large Holocene Eruptions". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-12-18.
  28. ^ Katili, J.A. and Sudradjat, A. (1984). "Galunggung: the 1982-1983 eruption". Volcanology Survei Indonesia: 102.
  29. ^ "Galunggung, Java, Indonesia". Volcano World. Department of Geosciences at Oregon State University. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2008-06-16. Diakses 2006-12-30.
  30. ^ a b Michael R. Rampino and Stephen Self (1982). "Historic eruptions of Tambora (1815), Krakatau (1883), and Agung (1963), their stratospheric aerosols, and climatic impact". Quaternary Research 18 (2): 127–143. Bibcode:1982QuRes..18..127R. doi:10.1016/0033-5894(82)90065-5.
  31. ^ a b c "Awu's Eruptive History". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses 2006-12-31.
  32. ^ B.H. Choi, E. Pelinovsky, K.O. Kim and J.S. Lee (2003). "Simulation of the trans-oceanic tsunami propagation due to the 1883 Krakatau volcanic eruption" (PDF). Natural Hazards and Earth System Sciences 3 (5): 321–332. doi:10.5194/nhess-3-321-2003.
  33. ^ Oppenheimer, Clive (2003). "Climatic, environmental and human consequences of the largest known historic eruption: Tambora volcano (Indonesia) 1815". Progress in Physical Geography 27 (2): 230–259. doi:10.1191/0309133303pp379ra.
  34. ^ "The Deadliest Eruptions". Volcano World. Department of Geosciences at Oregon State University. Diakses 2009-03-15.
  35. ^ J.-C. Tanguy, Ch. Ribière, A. Scarth and W.S. Tjetjep (1998). "Victims from volcanic eruptions: a revised database". Bulletin of Volcanology 60 (2): 137–144. Bibcode:1998BVol...60..137T. doi:10.1007/s004450050222

1 komentar:

  1. Hi, Reski
    I've just read your article on volcanoes. You don't cite a single reference in Indonesian. I don't think you're Indonesian at all. When I clicked on "Lihat profil lengkapku," I found no personal details whatsoever. I did however find that I had to join something called Google+ to go further. I think you must be working for Google. A pity - you have a talent for communication. But you've obviously sold out to the multinationals.

    Best wishes

    Sean

    BalasHapus